Sesuatu yang lebih besar dan lebih bermakna..
HANYA SEKEDAR NGAMPUS
Tok…. Tok….. Tok…… Suara itu terus terdengar sampai beberapa kali, Tok….. Tok… Tok… Kali ini lebih keras dan bertenaga, tatapi tetap saja mata Ardi tidak bias terbuka, Tok…. Tok…. Tok…. Yang ini terdengar lebih sadis, akirhanya Ardi bangkit dari pulau impian dengan jiwa yang masih setengah raga, ia gosok kedua matanya dengan tangan yang sebelah kanan, dan tangan yang satunya mencari – cari sesuatu dibawah bantal dan selimut yang kusut dan agak sedikit bau. Akhirnya ia temukan juga, handphone kesayangannya walau produk china yang saat ini menyerang ibu pertiwi dengan model – model yang tak kalah dari handphone mahal ( orang bilang sih blackberry ).
Dengan mata yang masih rapat dan masih beradaptasi dengan cahaya, Ardi lakukan ritual yang biasa kebanyakan anak muda lakukan, periksa handphone dengan harapan si do’i mimpiin nya dan langsung kasih kabar…… ( Sedikit mengharap ).
Tok.. Tok… Tok !!!! lagi – lagi suara itu terdengar dan yang ini semakin tidak sabaran dan kali ini disusul dengan suara teriakan ibu yang terdengar sedikit marah. “Guera Hudang Sia !” “Panon poe teh tos luhur” ( Bahasa Pandeglang turunan Karawang, Maklumlah orang tua, kan tidak mau kalau anaknya menjadi yang tak berguna ) dengan semampunya Ardi menjawab “ Ia, Bu… Aku bangun”… Ibu menjawab seraya menegaskan.. “Sia teh geus disakolakeun luhur – luhur, tapi eta pagawean teu rubah – rubah lamun tos tidur sok teu inget waktu !!!” Ardi liat jam di hadphon nya, dengan mata yang belum terbuka semua, seketika dia kaget dan berteriak “ASTAGFIRULLOH !!!” waktu di handphon menunjukan pukul 09 Kurang sedikit. Dengan jurus seribu bayangan yang dia dapat dari film – film persilatan Indonesia yang hanya muncul di Indonesia dan tidak ada duanya, Ardi bangun dari kasur buluknya dan begegas mengambil handuk lalu berlari menuju kamar mandi.. !@#$%^^$%^&^%$#tiiiiit... Tiiiiit. [SENSOR]
Teng…. Teng…. Teng… suara jam dinding tua ditengah rumah menambah cekam suasana kesiangan… dengan jurus seribu tangan Ardi pakai jubah perang, tak lupa golok cinta ( sisir ) Ia masukan dalam saku……. Tak sempat mencicipi nasi goreng spesial sang bunda ia langsung melesat membelah angin menuju tempat menyelesaikan strata 1 nya……
* * * *
Tiba diparkiran yang sudah padat oleh kendaraan roda dua yang tak beraturan… waktu sudah lebih dari 30 menit pada jam masuk, dihati sudah tak karuan, dalam hati Ardi menggumam. “Wah ini gawat kalau telat nya segini aku gak bakalan bisa masuk ni” …. Tiba – tiba dari belakang terdengan teriakan memanggil… Diiiiiii…Diiiiiiii… ternyata Tana ( Agak berumu yah sekitar 27an lah, tapi belum dapat pacar alias pujaan hati, sory mas broo gw promosikan dirimu.. hehehhe ) “Hey tunggu… Bareeeng dong…” Tana kembali meneriaku Ardi. Meraka pun berjalan bergandengan seperti pengantin baru… “Bray (Panggilan Akrab) loe udah tugas Membaca lum ?’’ Tana bertanya dengan wajah yang penuh harapan semoga ardi belum dan dia ada temennya… “Wah udah… tugas itu udah gw kerjain waktu hari itu juga”.. ( Wajah Tana kecewa )… “Duh gimanayah saya belum kemarin mau saya kerjakan tapi karna waktunya masih lama yah saya tunda dulu, truz gimana nih, tugasnya kan dikumpulkan hari ini…” ( Sedikit menyesal ) “ Ya kalau gitu loe telan sendirilah” ( Ardi sedikit acuh dan takacuh ).
Sampai depan kelas ternyata anak – anak masih pada bercanda guaru membentuk kubu – kubu bak partai politik, ada yang sibuk menanyakan dosen hari ini masuk atau tidak, ada yang sibuk ngerumpi, ada yang sibuk menanyakan tugas yang harus dikumpulkan hari ini, ada juga yang fokus memadu kasih dibangku pojok, bahkan ada pula yang sibuk meneriaki anak – anak yang punya kasbon kreditan.
“Gilaaa…. Kita udah telah 35 Menit… Tapi dosennya belum datang” ucap tana sambil menyalami anak – anak yang berada diruang perkuliahan dengan kesibukannya masing – masing.
“Hallo Mas bro… Baru datang loe… loe mau ikutan aksi gak…” Ayana bangkit berdiri dari tampat duduknya sambil menepuk bahu Ardi yang baru datang…. “Wah gak akh… percuma ngeluarin kalori tapi gak pernah didengar.” Ardi menjawab dengan agak lemas seperti orang yang sudah pengalaman. “Jadi begini Ard.. kita tuh hanya mengingatkan mereka yang berkuasa agar tidak terlepas dari koridor – koridor yang membuat rakyat menderita” Ayana menjelaskan bak bapak pejabat yang makin hari makin eksisi dilayar kaca, mangalahkan Dewi Persik bahkan Syahrini. Ardi hanya tersenyum kecil. “Ya udah teruskanlah perjuangan mu sob”. Ardi menjawab dengan semangat.. dengan mengkat kepalan tangannya. Mendengar jawaban itu Ayana terdiam dan memaksakan dirinya buat tersenyum…. “Padahal hari ini anak – anak mau aksi ke fakultas, jadi hari ini kayanya kita gak bakalan bisa kuliah karna anak – anak mau swiping mahasiswa yang kuliah, buat ikut aksi”. Lanjut Ayana, “Lah kok gitu…” Ardi menjawab dengan sedikit kaget, mendengar kabar itu ternyata membuat Tana sedikit tersenyum (Maklum lah tugas belum rampung).. “Tapi kita tunggu aja dulu, nanti ada anak – anak kesini dan kita keluar aja ok”, Ayana Menambahkan.
Dosenpun memasuki kelas dan siap untuk memulai mata kuliah pertama, benar saja, tak lama kemudian terdengar suara orasi para aktivis mahasiswa memulai aksi… “Ayo Kawan !!!, Bergabung bersama kami..!!!, kita bukan sapi perah yang hanya diambil susunya saja !!! tanpa kejalasan status… apa kawan – kawan mau, jadi mahasiswa yang tidak jelas..!!!”. Sebagian dari mereka pun memasuki kelas – kelas dan memaksa mahasiswa lain yang sedang belajar untuk keluar dan ikut aksi bersama. Dengan keadaan seperti itu akhirnya Ardi dan kawan – kawan ikut keluar dan bergabung dengan teman yang lain berdiri didepan kantor fakultas, walaupun ia tidak begitu pahan apa yang dipersoalkan oleh mahasiswa lain yang sudah dari tadi berteriak – teriak.
“Ard sebebarnya kita lagi apa sih ?” Tana bertanya dengan wajah polosnya, “Yang jelas kita lagi aksi, Ayana bilang sih kita lagi nuntut apalah buat jurusan kita” Ardi menjawab dengan kening sedikit dikisutkan seperti berfikir keras.. “Udah Bang kalian pokoknya ikut aja… kalau yang lain teriak setuju… kalin teriak juga setuju”. Ayana menjelaskan posisi Ardi dan Tana yang dari tadi cuman berdiri dan melongok.. “Ok lah kalau gitu.. gw lakuin” Kata Tana.. “Bagaimana Teman – teman, Setuju ?!!!! sang pemimpin aksi bertanya. Seraya Ardi dan Tana mengepalkan tangan dan berteriak Setuju !!!!.
Tak terasa aksi berjalan sudah hampir 1 jam, tetapi belum ada tanda – tanda pihak fakultas untuk menanggapi… “Ayo kawan – kawan jangan menyerah hanya kerena rasa panas, kibarkan semangat kita untuk perubahan bersama, sampai mereka mendengar dan melihat perjuangan kita !!” Akhirnya teriakan mereka pun membuahkan hasil. Dekan fakultas yang ditunggu – tunggu akhirnya keluar memberikan tanggapan soal tuntutan – tuntutan para mahasiswa. Dengan penjelasan yang baik dan cukup memuaskan akhirnya aksi berakhir dan para mahasiswa membubarkan diri dengan cukup tertib.
“Ard emang tadi nuntut apa sih ?” tanya Tana pada Ardi, ditengah perjalan menuju parkiran kampus. “Harusnya Abang tanya sama Ayana, Gw gak tau bang”. Jawab Ardi. “Berarti kita tadi panas – panas, teriak – teriak sampai serak, gak ada judulnya dong” sambung Tana. Ardi tersenyum sambil berkata “ya begitulah”.
Ardi dan Tana pun pulang beriringan dengan seribu tanya dalam benak mereka.
“Apa yang tadi diperjuangkan ?, Apakah menuntut perubahan agar lebih baik utuk semuanya ?, Apa hanya mengatasnamakan perubahan umum untuk kepentingan pribadi atau golongan ?, atau mungkin hanya soal solidaritas saja. Apapun itu mudah – mudahan tak merugikan…. Itulah pertanyaan yang ada dalam benak mereka sebagai sorang mahasiswa yang hanya sekedar ngampus.