Cari Blog Ini

Sabtu, 04 Juni 2011

Membangun Kepercayaan diri dan Prinsip - Prinsip Dalam Berpidato


MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI DAN KREDIBILITAS

Ø  Kecemasan Berkomunikasi: Diagnosis
Gejalan ini dinamakan Stres Kerja ( Performance Stress) atau bisa disebut demam panggung (Stage  fright). Gejala yang dirasakan biasanya :

-    Detak jantung yang cepat
-    Telapak tangan / punggung berkeringat
-    Napas terengah – engah
-    Mulut kering dan sukar menelan
-    Tegang
-          Suara bergetar
-          Bicara tidak jelas
-          Tidak bisa berkonsentrasi
-          Lupa / Sukar mengingat.


Gejala timbul karena reaksi alamiah kepada ancaman, begitu makhluk menghadapi ancaman, ia bersiaga untuk melawan (fight) atau melarikan diri (flight).

Ø  Sebab – sebab Kecemasan Komunikasi
Pertama, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia menghadapi sejumlah ketidak pastian. Latihan dan pengalaman sangat mempengaruhi sebab ini.
Kedua, Orang yang tahu ia akan dinilai, karna berhadapan dengan penilai membuatnya gugup.
Ketiga, Kecemasan Komunikasi dapat menimpa bukan pemula, tetapi orang – orang yang dikenal sebagai pembicara yang baik, biasanya ini terjadi karena pembicara berhadapan dengan situasi yang asing dan ia tidak siap.

Ø  Metode Mengendalikan Kecemasan Komunikasi
Sebab Kecemasan Komunikasi dapat dilacak pada tiga hal :
-          Kurangnya pengetahuan tentang retorika.
-          Tidak ada pengalaman dalam berpidato
-          Sedikit atau tidak ada persiapan.

Ada dua metode mengendalikan Kecemasan Komunikasi ;
1.      Metode Jangka Panjang, yaitu ketika kita secara berangsur – angsur mengembangkan keterampilan  mengendalikan kecemasan komunikasi.
2.      Metode Jangka Pendek, yaitu ketika kita harus segera mengendalikan kecemasan berbicara pada waktu atau sebelum penyampaian pidato dengan katalain yang pertama adalah proses belajar yang panjang dan yang kedua yakni pintu darurat ketika pesawat dalam keadaan berbahaya.

Berikut Tips menggunakan metode jangka pendek :
-          Hadapi Gejalanya, gunakan teknik – teknik relaksasi untuk mengendurkan otot anda.
-          Memancing respons dari hadirin pada permulaan berbicara.
-          Mengetahui Keterampilan berbicara dan persiapan yang baik.

Ø  Kompenen – Komponen Kredibilitas
Kredibilitas tidak melekat pada diri sipembicara, kredibilitas terletak pada persepsi khalayak tentang pembicara. Karna kredibilitas itu sama dengan persepsi khalayak tentang komunikator, kredibilitas dapat dibentuk dan dibangun.

Kredibilitas memiliki tiga bagian :
-          Kredibilitas Awal (Initial Credibility)
-          Kredibilitas yang timbul selama sipembicara berpidato (Derived Credibility)
-          Kredibilitas Akhir (Terminal Credibility)

Ø  Membangun Kredibilitas
Salah satu kompenen penting kredibilitas adalah otoritas, memiliki otoritas artinya memiliki keahlian yang diakui. Otoritas disebakan dari :
-          Otoritas dibentuk karena orang melihat latar belakang pendidikan dan pengalaman,
-          Komponen yang kedua dalam kredibilitas adalah good Sense. Pendengar menyukai gagasan yang dikemukakan oleh pembicara yang dipandang objektif, citra objektif dapat dibangun dengan :
1.      Menggunakan pendekatan rasional dan argumentasi yang logis.
2.      Menghindari Penjulukan
3.      Menghindari sikap tidak jujur dalam menyampaikan informasi
4.      Tidak “Menggurui” dan menunjukan penghargaan kepada pendapat yang berbeda, lebih penting dari itu ialah memperlakukan pendengar sebagai rekan, saudara, atau mitra dalam mencari kebenaran.
-          Erat kaitannya dengan Good Sense adalah Good Character (Akal yang baik), kompenen Kredibilitas yang ketiga. Termasuk akal yang baik adalah kejujuran, integritas, ketulusan. Ketika anda berbicara, anda bukan hanya menyampaikan apa yang anda ketahui (What You Know) Tetapi juga seluruh kepribadian anda (What you are), karena itu, good character dibangun melalui sejarah yang panjang. Bila sulit dipertahankan, paling tidak peliharalah dia ketika kita berbicara.
-          Komponen Kredibilitas yang keempat Good Will (Hasrat yang baik). Anda bukan berbicara kepada mereka (Speak To), tetapi bericara bersama mereka (Speak With). Good Will dapat dibangun melalui Proses Ko-Orientasi ;
1.      Anda mencari kesamaan antara anda dengan khalayak dalam perbuatan, sikap, nilai.
2.      Ciptakan kesan bahwa keperluan mereka adalah keperluan mereka, kerugian mereka adalah kerugian anda, Kecemasan mereka adalah kecemasan anda.
3.      Satukan Anda secara psikologis dengan seluruh Khalayak Anda.
-          Kompenen Terakhir Kredibilitas adalah Dinamisme, yakni ekspresi fisikal dari komitmen psikologis anda terhadap topik.

Kredibilitas hasil penilaian orang lain tentang diri kita, setelah mereka menerima informasi tentang kita langsung maupun tidak langsung. Glenn R. Capp dan G. Richard Capp, Jr. dalam Besic Oral Communication, menjelaskan 5 cara bagaimana anda dinilai :
1.      Anda dinilai antara lain dari reputasi yang mendahului anda
2.      Perkenalan tentang anda
3.      Apa yang anda ucapkan
4.      Cara anda berkomunikasi
5.      Pernyataan – pernyataan yang menciptakan ethos (Kesan yang baik mengenai anda).


PRINSIP – PRINSIP PENYAMPAIAN PIDATO

Ada dua pandangan tentang penyampaian pidato :
-          Pidato sebagai sejenis percakapan yang diperluas (anenlarged conversation) asalkan kita menguasai bahan yang dipergunakan, pidato akan berjalan dengan sendirinya.
-          Pidato merupakan peristiwa yang khas, yang memerlukan bakat dan keterampilan yang khas juga, tidak semua orang dapat menyampaikan pidato.

Kedua pendapat ini setengah benar, Memang benar Pidato merupakan peristiwa yang khas, tetapi ke khasannya sama sekali tidak berarti bahwa hanya orang tertentu saja yang dapat menyampaikan pidato. Setiap orang dapat menyampaikan pidato dengan baik bila mereka mengetaui dan mempraktekan tiga prinsip penyampaian pidato :
1.      Peliara Kontak visual dan kontak mental dengan khalayak ( Kontak )
2.      Gunakan Lambang – Lambang Auditif ( Olah Vokal )
3.      Berbicara dengan seluruh kepribadian anda ( Oleh Visual ).

Ø  Kontak
Pidato adalah komunikasi tatap muka, yang bersifat dua arah. Walau pembicara lebih banyak mendominasi pembicaraan, ia harus “mendengarkan” pesan – pesan yang disampaikan para pendengarnya ( baik berupa kata – kata atau bukan kata – kata ). Teknik pertama untuk menjalin hubungan adalah melihat langsung kepada khalayak, “Hadirin tidak akan memperhatikan pembicara yang tidak memperhatikan mereka” inilah kontak Visual.

Disamping kontak Visual, anda juga melukukan kontak mental. Perhatikan “Feedback” umpan balik dari mereka, dan sesuikan pembicaraan anda dengannya. Anda melihat mereka mengantuk, masukan bahan – bahan yang menarik perhatian.

Ø  Karakteristik Olah Vokal
Mekanisma olah vokal mengubah bunyi menjadi kata, ungkapan atau kalimat. Tapi cara kita mengeluarkan suara memberikan makna tambahan atau bahkan membelokan mana kata, ungkapan atau kalimat. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam olah vokal :
  
-          Kejelasan (Intelligibility)

·         Fisiologis
ü  Artikulasi
ü  Kekerasan bunyi
·         Psikologis
ü  Pelapalan
ü  Dialek

-          Keragaman (Variety)
ü  Pitch (Nada )
ü  Duration (Lama)
ü  Rate (Kecepatan)
ü  Pauses (Hetian)
-          Ritma ( Rhythm), keteraturan dalam meletakan tekanan pada bunyi, suku kata, tata kalimat atau paragraph. Tekanan pada satuan ungkapan yang kecil disebut stress atau aksen. Tekanan panjang (seperti paragraph ) disebut tempo.

Ø  Olah Visual
Pribahasa Arab mengatakan “Lisanul hal aqwa min lisanil maqal” (Lisan keadaan lebih kuat dari lisan ucapan). Lisan keadaan diabagi dua hal :
1.      Gerakan Fisik (Physical Action) atau Tubuh (Bodily Action)
Gerak Fisikal digunakan paling tidak untuk tiga hal :
-       Menyampaikan Makna
-       Menarik Perhatian
-       Menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat.
2.      Alat – Alat Visual ( Visual Aids ) yang kedua belum kita bicarakan.

Karakteristik Isyarat yang baik :
1.      Isyarat yang baik bersifat spontan dan alamiah.
2.      Isyarat yang baik mengkoordinasikan seluruh gerak tubuh
3.      Isyarat yang baik dilakukan pada waktu yang tepat.
4.      Isyarat yang baik dilakukan penuh, tidak sepotong – sepotong.
5.      Kekuatan Isyarat itu harus sesuai dengan gagasan yang dikemukakan.
6.      Isyarat yang baik harus sesuai dengan besar dan jenis khalayak.
7.      Isyarat yang baik bervariasi.


“Poise, Pause, dan Pose”
Posie artinya kepercayaan diri, ketenangan, dan kredibilitas.
Pause artinya hetian yang tepat, menunjukan penggunaan suara (olah vokal) yang baik.
Pose – seperti dalam ucapan anak muda “Berpose” adalah penampilan anda dihadapan khalayak.

Jadi kapan saja anda berpdato, Ingat P-3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar