BAB I
PENDAHULUAN
1.1 KETERAMPILAN BERBAHASA
Keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi, yaitu :
a. Keterampilan menyimak ( listening Skill )
b. Keterampilan berbicara ( speaking skill )
c. Keterampilan membaca ( reading skill )
d. Keterampilan menulis ( writing skill )
Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara beraneka ragam. Mula – mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan caturrunggal.
Setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses – proses berfikir yang mendasari bahasa. Semakin trampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya, keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan, melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berfikir. (Dawson [at al], 1963:27; Tarigan, 1958b:1).
Berikut ini akan dibicarakan sepintas kilas hubungan antara keempat keterampilan itu.
1.2.1 Menyimak dan Berbicara
Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. ( Brooks, 1964: 134). Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat, ternyata dari hal – hal berikut :
a) Ujaran ( speech ) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru.
b) Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa didalam rumah atau masyarakat.
c) Meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang,
d) Bunyi suara merupakan suatu faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian kata.
e) Berbicara menggunakan bantuan alat – alat peraga akan mengasilkan penangkapan informasi yang lebih baik. (Dawson [at al], 1963:29; Tarigan, 1958b:2).
1.2.2 Menyimak dan Membaca
Menyimak dan membaca mempunyai persamaan, keduanya bersifat reseptif atau menerima. ( Brooks, 1964 : 134 ). Menyimak menerima informasi dari kegiatan berbicara, sedangkat membaca menarima informasi dari kegiatan menulis.
Beberapa hubungan antara membaca dengan menyimak sebagai berikut :
a) Pengajaran serta petunjuk dalam berbicara disampaikan oleh guru melalui lisan.
b) Menyikam merupakan cara atau metode utama bagi pelajaran lisan.
c) Kosa kata simak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran – kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
d) Menyimak turut membantu sang anak untuk menanggapi ide atau gagasan utama.
Selagi keterampilan – keterampilan menyimak dan membaca erat berhubungan, maka peningkatan pada yang satu turut pula menimbulkan peningkatan pada yang lain. Keduanya merupakan proses saling mengisi. (Dawson [at al], 1963:29 - 30).
1.2.3 Berbicara dan Membaca
Kemampuan umum berbahasa lisan turut memperlengkapi suatu latar belakang pengalaman yang menguntungkan serta keterampilan bagi pelajaran membaca. Kemampuan tersebut mencakup ujaran yang jelas dan lancar, kosa kata yang luas dan beraneka ragam.
Hubungan antar bidang kegiatan lisan dan membaca telah dapat kita ketahui dalam beberapa telaah penelitian yakni :
a) Penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berhasa lisan.
b) Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung.
c) Pola – pola ujaran orang yang tunaaksara atau buta huruf mungkin sekali mengganggu pelajaran membaca. (Dawson [at al], 1963:30; Tarigan, 1958b:4).
1.2 PENGAJARAN MENYIMAK
Tumbuhnya perhatian pada pengajaran menyimak sebagai salah satu sarana penting penerimaan komunikasi dapat dilihat dengan nyata dari sejumlah literature. Salah satu dari sekian telaah permulaan yang menunjukan betapa pentingnya menyimak adalah telaah yang dilakkukan oleh Paul T.Rankin pada tahun 1926 yang melaporkan bahwa 42 % waktu penggunaan bahasa tertutuju pada menyimak. Implikasi yang terlihat adalah bahwa pengajara langsung menyimak sangat penting, disini terlihat beberapa fakta bahwa latihan dalam menyimak akan mengakibatkan pengembangan dan peningkatan pada keterampilan – keterampilan membaca.
1.3 BELAJAR DENGAN MENYIMAK
Mempelajari suatu bahasa dapat dilakukan dengan jalan :
a)Menyimak
b) Menirunya
c)Mempraktekkannya.
Menyimak yaitu tahapan pertama haruslah dihubungkan dengan makna, langkah – langkah yang seyogianya ditempuh adalah sebagai barikut :
- Langkah pertama menentukan makna
- Langkah kedua memperagakan ekspresi
- Langkah ketiga menyuruh mengulangi
- Langkah keempat memberikan latihan ekstensif, ( Finocchiaro, 1964: 67 – 70
1.4 LINGUISTIK DAN GURU BAHASA
Aneka garapan dan pusan peratian pakar bahasa dan guru bahasa, yakni :
1. Pengajaran
2. Pelajaran
3. Keterampilan
4. Tujuan
5. Evaluasi
6. Latihan
7. Problematik
8. Remedy
9. Definisi
10. Cara kerja
11. Universalia
12. Deskripsi
13. Telaah
14. Sejarah
15. Unsure
16. Teori
Delapan prinsip dasar bahasa yang merupakan hakikat bahasa itu :
1. Bahasa itu suatu system
2. Bahasa adalah vocal
3. Bahsa tersusun dari lambing – lambing arbiter
4. Setiap bahasa bersifat unik, mempunyai cirri khas
5. Bahasa dibangun dari kebiasaan – kebiasaan
6. Bahasa adalah sarana komunikasi
7. Bahasa berhubungan dengan budaya setempat
8. Bahasa itu berubah dan dinamis.
Paling sedikit ada sepuluh fungsi bahasa yang dapat kita temui dalam kehidupan ini, yang dapat dimanfaatkan oleh para guru dalam melaksanakan tugasnya, yakni :
1. Fungsi instrumental, melayani pengelolaan lingkungan menyebabkan aneka peristiwa
2. Fungsi regulasi atau fungsi pengatur bahasa ini bertindak untuk mengatur dan mengendalikan orang lain.
3. Fungsi representasional adalah penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan atau menyampaikan fakta – fakta yang sebenarnya seperti apa yang dilihat.
4. Fungsi interaksional bertugas untuk menjamin serta menetapkan ketahanan dan kelangsungan komunikasi sosial.
5. Fungsi personal bahasa memberikan kesempatan kepada seseorang pembicara untuk mengekspesikan perasaan, emosi, pribadi serta reaksi – reaksinya yang mendalam.
6. Fungsi heuristik mengakibatkan pengguna bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan, mempelajarai seluk beluk lingkungan,
7. Fungsi imajinatif bahasa melayani penciptaan system – system atau gagasan yang bersifat imajinatif, seperti mengisahkan cerita dongeng, novel dan membuat lelucon.
8. Fungsi pragmatic bahasa dipergunakan untuk memancing tindakan seseorang.
9. Fungsi matetik pada dasarnya mempergunakan bahasa untuk belajar pada masa kecil.
10. Fungsi ideasional muncul dari penggunaan bahasa untuk belajar lanjutan pada masa kanak – kanak.
BAB II
MENYIMAK
2.1 BATASAN MENYIMAK DAN PENGERTIAN MENYIMAK
Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi ( Russell & Russell, 1959: Anderson, 1972:69 ). Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing – lambing lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2.2 TAHAPAN – TAHAPAN MENYIMAK
Ruth G.Strickland menyimpulkan bahwa adanya Sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketententuan sampai pada pada yang amat bersungguh – sungguh, kesembilan tahap itu dapat dilukiskan sebagai berikut :
a) Menyimak berkala
b) Menyimak dengan perhatian dangkal
c) Setengan menyimak
d) Menyimak serapan
e) Menyimak sekali – sekali
f) Menyimak asosiatif
g) Menyimak dengan reaksi berkala
h) Menyimak secara seksama
i) Menyimak secara aktif (Strickland, 1957; Dawson [et al]. 1963 ; 154).
Sembilan tahap menyimak menurut Anderson :
a) Mendengar tanpa reaksi
b) Menyimak sebentar –sebentar
c) Setengah menyimak
d) Menyimak secara pasif
e) Menyimak secara sempit
f) Menyimak asosiatif
g) Menyimak ide –ide
h) Menyimak secara kritis
i) Menyimak apresiatif dan kreatif
Untuk memperluas cakrawala mengenai tahapan – tahapan menyimak, ada pakar lain yang mengemukakan adanya 7 tahapan dalam menyimak. ( Hunt ; 1981 : 18 -19 )
a) Isolasi, mencatat aspek – aspek kata lisan dan mengisolasikan bunyi – bunyi dan ide.
b) Indentifikasi, diberikan kepada setiap butir yang berdikari.
c) Integrasi, menyatupadukan apa yang didengar dengan apa yang ada pada otak kita.
d) Inspeksi, membandingkan dengan segala informasi yang telah dimiliki.
e) Interprestasi, aktif mengevaluasi apa yang didengar.
f) Interpolasi, memberikan data penunjang dari latar belakang pengetahuan.
g) Introspeksi, menguji informasi baru.
Setelah menelaah ketujuh tahap tersebut maka bertambah jelaslah bagi kita bahwa menyimak yang baik tidak hanya merupakan mendengan pasif tetapi suatu kegiatan atau aktivitas yang menuntut partisipasi, keikutsertaan, keterlibatan sang penyimak.
2.3 RAGAM MENYIMAK
Tujuan menyimak adalah untuk memperoleh informasi,menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan sangpembicara melalui ujaran. Inilah merupakan tujuan umum, disamping tujuan umum itu terdapat pula berbagai tujuan khusus, yang menyebabkan adanya ragam menyimak, seperti :
1. Menyimak Ekstensif, adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal – hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran. ( Broughton [et al]. 1978 : 70 ).
2. Menyimak Sosial / menyimak konversasional / menyimak sopan biasanya berlangsung dalam situasi – situasi sosial tempat orang – orang mengobrol mengenai hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir (Dawson [et al]. 1963 : 153). Menyimak sosial paling sedikit mencakup dua hal yaitu :
a. Menyimak secara sopan santundan mendengar penuh perhatian terhadap percakapan dalam situasi sosial dengan suatu maksud.
b. Menyimak serta memahami peranan – peranan pembicara dan penyimak dalam proses komunikasi tersebut ( Anderson; 1972 : 69 ).
3. Menyimak Skunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening). Contoh :
“menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu (Dawson [et al], 1963 :153:Anderson, 1972 : 69).
4. Menyimak Estetik atau apresiatif adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak dan termasuk kedalam menyimak ekstensif.
5. Menyimak Pasif adalah menyerap suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya – upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti. Teknik – teknik dalam menggunakan menyimak pasif.
a. Berilah otak dan telinga kesempatan menyimak banyak – banyak.
b. Tenang dan santai
c. Jangan memasang rintangan bagi bunyi.
d. Berikan waktu yang cukup bagi telingan dan otak,
e. Berikan kesempatan bagi otak dan telingan bekerja sedangkan kita mengerjakan sesuatu yang lain. ( Nida. 1957 : 27 – 9 ).
6. Menyimak Intensif diarakan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol yang diarahkan pada pemahaman serta pengertian umum. ( Broughton [et al]. 1978 : 72 – 4 ), yang termasuk menyimak instensif :
a. Menyimak Kritis, adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan bahkan butir yang baik dan benar dari ujaran seseorang pembicara, dengan alasan yang diterima oleh akal sehat. ( Dawson [et al], 1963 : 154 ). Kegitan yang termasuk menyimak kritis :
- Memperhatikankan ketepatan bahasa ujaran.
- Menentukan alasan kenapa
- Memahami makna petunjuk konteks
- Membedakan fakta dan fantasi
- Menarik kesimpulan
- Membuat keputusan
- Menemukan pemacahan masalah
- Menentukan informasi baru
- Menginterprestasi ungkapan idiom, istilah baru
- Bertindak objektif dan evaluatif.
Empat konsep penting dalam menyimak kritis. ( Hunt, 1981 : 30 ) :
- Pembicara mendukung masalah yang dikemukakan
- Pembicara mengemukakan masalah baru
- Pembicara mendemontrasikan keyakinan
- Pembicara berpikir secara deduktif.
b. Menyimak Konsentratif, menyimak yang merupakan sejenis telaah, aneka kegiatan yang termasuk menyimak konsentratif.
- Mengikuti petunjuk
- Mencarai hubungan
- Mencari informasi
- Memperoleh pemahaman
- Menghayati ide – ide
- Memahami urutan ide – ide
- Mencatat fakta – fakta. ( Anderson. 1972 : 70 ; Dawson [et al], 1963 : 153)
c. Menyimak Kreatif, adalah sejenis kegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekontruksi imanjinatif para penyimak terhadap bunyi atau rangsangan oleh apa yang disimaknya. Aneka kegiatan menyimak kreatif :
- Mengasosiasikan makna – makna dengan pengalaman menyimak.
- Merekonstruksi imaji – imaji visual sementara menyimak.
- Mengadaptasikan imaji dengan fikiran imajinatif dalam karya
- Memecahkan masalah, memeriksa dan mengujinya. (Anderson, 1972 : 70).
d. Menyimak Eksploratif, menyimak yang bersifat menyelidik sesuatu lebih terarah dan lebih sempit, kegiatan menyimak eksploratif :
- Menemukan hal – hal baru yang menarik perhatian
- Menemukan informasi tambahan
- Menemukan isyu atau pergunjingan yang menarik.
e. Menyimak Interogatif, adalah jenis menyimak yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan pemusatan perhatian dan mengajukan sebanyak – banyaknya pertanyaan, (Dawson [et al],1963 : 153 ). Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan dapat mencakup :
- Apa
- Siapa
- Mengapa
- Dimana
- Kemana
- Bilamana
- Untuk apa
- Benarkah dll.
f. Menyimak selektif, menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif, tetapi justu memperlengkapinya. Salah satu keuntungan menyimak secara selektif pada struktur ketatabahasaan cendrung membuat kebiasaan – kebiasaan dalam otak kita. (Nida, 1957 : 30 – 6 ). Ciri – ciri bahasa yang perlu disimak secara selektif :
- Nada suara
- Bunyi – bunyi asing
- Bunyi – bunyi yang bersamaan
- Kata dan frase
- Bentuk – bentuk ketatabahasan.
2.4 TUJUAN MENYIMAK
Empat fungsi utama menyimak :
- Memperolah informasi yang berkaitan dengan profesi
- Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif
- Mengumpulkan data agar dapat mebuat keputusan yang masuk akal
- Agar dapat memberikan response yang tepat. (Hunt, 1981 : 14).
Tujuan orang untuk menyimak sesuatu itu beraneka ragam, berikut ini aneka tujuan menyimak :
- Menyimak untuk belajar
- Menyimak untuk menikmati
- Menyimak untuk mengevaluasi
- Menyimak untuk mengapresiasi
- Menyimak untuk mengkomunikasikan ide – ide
- Menyimak untuk membedakan bunyi – bunyi
- Menyimak untuk memecahkan masalah
- Menyimak untuk meyakinkan. (Logan [et al], 1972 : 42 ; Shrope, 1979 : 261 ).
Hakikat menyimak itu mencakup enam aspek :
- Sebagai sarana atau alat
- Sebagai keterampilan berkomunikasi
- Sebagai seni
- Sebagai proses
- Sebagai responsi
- Sebagai pengalaman kreatif. (Logan [et al], 1972 : 39 – 40).
2.5 PROSES MENYIMAK
Menyimak merupakan suatu kegiatan yang merupakan proses. Adapun proses menyimak terdapat tahapan – tahapan yakni :
a. Tahap Mendengar
b. Tahap Memahami
c. Tahap Mengindentifikasi
d. Tahap Mengevaluasi
e. Tahap Menanggapi. (Logan [et al], 1972 : 39 ; Loban [et al]. 1969 ; 234).
Dalam belajar bahasa asing, hal –hal yang perlu disumak adalah :
a. Urutan – urutan bunyi
b. Kata – kata tugas
c. Infleksi
d. Perubahan bunyi dalam derivasi
e. Pengelompokan sturktur
f. Petunjuk urutan kata
g. Makna kata – kata
h. Kata – kata salam, sapaan dll
i. Makna budayawi
BAB III
SUASANA MENYIMAK
3.1 SUASANA DEFENSIF
Suasana defensive dalam menyimak akam muncul karena ujaran – ujaran yang bersifat :
a. Evaluatif, ( Penyimak memancing penilaian khusus ).
b. Mengawasi, ( penyimak bersiap untuk mengontrol benar tidaknya ujaran pembicara).
c. Strategis.
d. Netral ( Tidak memihak pada orang atau golongan tertentu ).
e. Superior ( Menganggap diri sendiri lebih unggul dari orang lain ).
f. Pasti dan Tentu.
Sebagai penyimak kita pun kerap sekali tidak sadar sepenuhnya mengapa kita tidak menyimak dengan baik, bila kita berada dalam suasana defensif, gusar, marah, sakit hati, atau tersinggung ( Bormann & Bormann.1977 : 219 ).
3.2 SUASANA SUPORTIF
Suasana suportif atau suasana komunikasi yang bersifat mendukung. Ada enam unsur pokok penyebab suasana suportif dalam menyimak, yakni :
a. Deskripsi
b. Orientasi permasalahan
c. Spontanitas
d. Empati
e. Ekualitas
f. Provisionalisme. ( Gibb, 1961 : 141 – 8 ).
3.3 SARAN PRAKTIS MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK
Menyimak dengan baik menuntut perhatian, pikiran, penalaran, penafsiran dan imajinasi dari penyimak. Sang penyimak tidak hanya harus memusatkan perhatiannya pada kata – kata yang diucapkan tetapi juga pada nada – nada ucapan sang pembicara, ekspresi dan mimiknya. Untuk meningkatkan keterampilan menyimak ada 8 saran praktis ( Shrope, 1979 : 257 – 260 ).
a. Bersikaplah secara positif ( Menganggap pembicara orang penting dan menarik )
b. Bersikap responsif.
c. Mencegah gangguan – gangguan.
d. Simak dan tangkaplah maksud pembicaraan
e. Carilah tanda – tanda apa yang akan dating ( Intonasi ujaran )
f. Carilah rangkuman pembicaraan terdahulu
g. Nilailah bahan – bahan penunjang.
h. Carilah petunjuk – petunjuk nonverbal. ( Gerak, mimik dan gerak – gerik pembicara).
Dari sumber lain, ada pula pakar yang mengajukan sepuluh petunjuk menyimak efektif, (Disarikan dari : Logan [et al], 1972 : 50 – 52).
a. Carilah butir – butir yang diminati
b. Nilialah isi bukan gaya
c. Pegang teguh pandangan anda
d. Simaklah ide – ide
e. Harus bersifat fleksibel
f. Olehlah hal – hal yang penting
g. Tantanglah gangguan – gangguan
h. Latihlah pikiran anda
i. Pikiran harus terbuka
j. Manfaatkan kecapatan berfikir anda.
3.4 UPAYA MENYIMAK TEPAT GUNA
Aneka upaya menyimak tepat guna (Disarian dari : Russel & Black : 1981 : 192 )
a. Kembangkanlah suatu kemauan atau kesudian menyimak
b. Menyimaklah lebih lama
c. Menyimaklah lebih sering
d. Menyimaklah dengan penuh respek
e. Menyimaklah dengan umpan balik
f. Menyimaklah tanpa penilaian atau keputusan premature
g. Menyimaklah dengan tenang dan tenggang hati
h. Menyimaklah secara analisis
i. Menyimaklah tanpa keadaan membela diri
j. Menyimaklah dengan prasangka dan stereotip yang minim
k. Simaklah tanda – tanda nonverbal dan carilah hal – hal yang tidak konsekuen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar