Cari Blog Ini

Rabu, 22 Juni 2011

Kriteria Kelayakan Berita dan Kriteria Khusus

Kriteria Kelayakan Berita
Apakah semua peristiwa pantas atau layak dijadikan berita? Untuk menjadi berita, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi. Antara lain :
  1. Penting. Likuidasi 16 bank swasta oleh Pemerintah baru-baru ini adalah penting, karena menyangkut kepentingan rakyat banyak, yang menjadi pembaca media bersangkutan. Maka layak jadi berita. Ini juga relatif tergantung dari khalayak pembaca yang dituju. Isu Amien Rais menjadi calon presiden RI tentu penting untuk dimuat di Harian Republika, tetapi kurang penting dimuat di Majalah Gadis, karena khalayak pembacanya berbeda.
  2. Baru terjadi, bukan peristiwa lama. Peristiwa yang terjadi 10 tahun yang lalu jelas tidak bisa jadi berita. Sekarang malah ada berita berbentuk siaran langsung di televisi, seperti pertandingan sepakbola Piala Dunia.
  3. Unik, bukan sesuatu yang biasa. Seorang mahasiswa yang kuliah tiap hari adalah peristiwa biasa. Tetapi jika si mahasiswa menikam dosennya di dalam ruang kuliah, itu luar biasa.
  4. Asas keterkenalan. Kalau mobil Anda ditabrak mobil lain, tidak pantas jadi berita. Tetapi jika mobil yang ditumpangi Putri Diana ditabrak mobil lain, itu jadi berita dunia.
  5. Asas kedekatan. Kebakaran yang menewaskan 50 orang di Nigeria masih kalah nilai beritanya dibandingkan kebakaran yang menewaskan 50 orang di Pasar Senen, Jakarta Pusat, karena lebih dekat dengan kita. Itu dari pendekatan geografis. Tetapi bisa juga dari kedekatan emosional. Peristiwa yang terjadi di Palestina relatif jauh secara geografis, tetapi dekat secara emosional bagi khalayak pembaca di Indonesia.
  6. Magnitude. Kita melihat dampak dari suatu peristiwa. Demonstrasi yang dilakukan 10.000 mahasiswa tentu lebih besar magnitudenya dibandingkan demonstrasi oleh 100 mahasiswa. Kecelakaan kereta api yang menewaskan 200 penumpang tentu lebih besar magnitudenya ketimbang kecelakaan yang hanya menewaskan dua orang.
  7. Trend. Sesuatu hal yang biasa menjadi berita ketika menjadi kecenderungan yang meluas di masyarakat. Misalnya, sekarang orang mudah marah dan mudah membunuh pelaku kejahatan kecil (pencopet) dengan cara dibakar hiduop-hidup. Atau sekarang ada kecenderungan orang pergi ke mal untuk mencari hiburan, bukan untuk belanja.


Kriteria Khusus :
  1. Kebijaksanaan redaksional / misi media bersangkutan. Apa yang menjadi berita di Harian Republika mungkin tidak menjadi berita di Harian Kompas, karena perbedaan dalam kebijaksanaan redaksional dan misi media bersangkutan.
  2. Pendekatan keamanan (ancaman pembreidelan, dan sebagainya). Berita yang mengritik keras korupsi dan kolusi antara penguasa dan pengusaha bisa berujung pada pembreidelan atau teguran terhadap media bersangkutan. Atau memakan korban wartawan media itu sendiri, seperti kasus yang menyebabkan terbunuhnya wartawan Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin.
  3. Kepekaan masyarakat pembaca dan kemungkinan dampak negatif berita terhadap pembaca. Misalnya, untuk isu-isu yang menyangkut SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan). Atau bisa menyinggung perasaan atau martabat pembaca. Seperti: pemuatan foto korban perkosaan, atau penjelasan yang terlalu rinci tentang peristiwa perkosaan yang bisa mempermalukan keluarga korban dan merusak masa depan korban.        ( Oleh Satrio Arismunandar )

Kamis, 09 Juni 2011

Menulis

Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno

Tulisan dengan aksara muncul sekitar 5000 tahun lalu. Orang-orang Sumeria (Irak saat ini) menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda.

Kegiatan menulis berkembang pesat sejak diciptakannya teknik percetakan, yang menyebabkan orang makin giat menulis karena karya mereka mudah diterbitkan.

Senin, 06 Juni 2011

Tips Usir Jenuh dalam hubungan.

 Cinta itu sebuah kata kerja, kata sebuah lagu. Jika cinta mulai redup, bukan berarti saatnya ganti pasangan! Nyalakan kembali api cinta...

Pada saat awal berhubungan dengan sang kekasih, semua terasa indah, dan dunia pun serasa milik berdua. Namun ketika hubungan itu sudah berjalan beberapa lama, dan masing-masing sudah mengetahui kekuarangan dan kelebihan masing-masing tak jarang kita pun merasa bosan atau jenuh adalam menjalin hubungan percintaan.
Walaupun kejenuhan yang dirasakan hanyalah sedikit, namun jangan dibiarkan, bisa-bisa menumpuk dan menyebabkan berakhirnya hubungan. Atau pasangan Anda mencari seseorang lain untuk menemukan hal yang bebeda dan menantang.
Supaya kejenuhan itu tidak sampai membuat Anda mengakhiri hubungan, Anda bisa melakukan tip dn trik berikut ini:
  • Komunikasi
    Satu dari cakupan yang paling banyak dibicarakan dalam suatu hubungan adalah komunikasi. Kurang komunikasi akan membunuh hubungan sehingga sangatlah penting untuk menyisihkan setidaknya waktu setiap hari untuk berbicara dengan pasangan Anda. Komunikasi bahkan sangat tidak masalah apakah yang Anda bicarakan, sepanjang Anda membicarakan sesuatu. Segera Anda akan menemukan bahwa Anda memiliki banyak untuk dikatakan.
  • Jujur pada hubungan
    Ini mungkin nampak sedikit aneh, karena keuntungannya sangat tidak jelas. Ketika Anda melakukan sesuatu yang salah pada pasangan Anda, tidak masalah apakah mereka pernah mengetahuinya. Kenyataannya, Anda telah melakukan perubahan dan menciptakan jarak antara Anda berdua. Tetapi lakukan sesuatu terhadap pasangan Anda, dan Anda segera akan menemukan diri Anda dalam suatu spiral yang menurun.
  • Jangan Katakan Bosan
    Bolehkah kita mengakui sedang bosan pada pasangan? Sebaiknya tidak menggunakan kata bosan. Akan lebih baik jika Anda langsung masuk ke pokok permasalahan. Karena pada dasarnya kejenuhan atau kebosanan dimulai dari masalah yang terus berulang dan belum terselesaikan serta harapan yang tidak terpenuhi. Selesaikan masalahnya, bukan kebosanannnya.
  • Jaga Romantisme
    Pada awalnya bersikap romantis memang mudah. Namun, setelah beberapa waktu diperlukan sedikit pemikiran dan usaha ekstra. Nah, betapa pun sibuknya Anda, sediakan waktu untuk menulis pesan romantis, baik lewat e-mail atau SMS agar api cinta itu terus terjaga.
  • Tiga Kata
    Kesibukan Anda berdua saat mengurus berbagai hal pasti membuat Anda dan pasangan lupa betapa Anda berdua sebenarnya saling mencintai. Jadi, cobalah sesekali Anda mengatakan tiga kata "I love you" itu kepadanya. Pilihlah waktu yang tidak terduga seperti saat dia bangun tidur atau sepulang kerja dan kirimkan lewat SMS.
  • Pelukan Hangat
    Anda mungkin sudah jarang mendapatkan pelukan hangat dan belaian lembut seperti saat awal pacaran dulu. Coba berikan sentuhan pada pasangan agar dia tahu bahwa Anda masih menginginkan hal itu darinya. Usapan tanda sayang di punggung atau genggaman tangan Anda saat berada di sampingnya akan membangkitkan kembali perasaan indah di antara Anda berdua.
  • Jangan terlalu menghakimi pasangan Anda
    Sebaliknya dari atas adalah menyadari bahwa setiap orang dapat berbuat kesalahan. Jika pasangan Anda telah melakukan kesalahan, duduk dengan tenang dan lihat apakah itu adalah sesuatu yang Anda dapat lakukan. Terlalu sering dan cepat Anda menyalahkan setiap kesalahan akin menimbulkan reaksi yang mendalam. Reaksi yang mendalam dapat memicu penyesalan dikemudian hari.
  • Jangan Sibuk Sendiri
    Memang Anda sedang sibuk dan banyak urusan. Namun, jangan biarkan pasangan merasa terlantar dan terasing. Apalagi, jika masih ingin beruda dengan Anda. Cobalah berkompromi agar dia tidak merasa terasing, tapi pekerjaan kantor pun beres.
  • Lebih Sensitif
    Saat salah satu dari Anda merasa lelah, sakit, atau kesal, pasangan memang perlu bersikap sangat sensitif dan ramah. Nah, memanjakan pasangan dengan cara yang ia suka bisa kok menjadi solusinya

http://www.koskosanku.com/artikel/serba-serbi/21/751/tips-usir-rasa-jenuh-dalam-hubungan

Sabtu, 04 Juni 2011

Puisi.. For You "A"

Berjuta Lagu t'lah ku dengarkan.
Berjuta Puisi t'lah ku maknai
Ku ingin kita satu
Kau punya hati ku juga punya

Cinta itu mudah datang
Cinta juga mudah pergi
Tak peduli dalam keadaan apa
Ia cuma menginggalkan luka

Ku akan mencintai mu
Ku tak peduli sikap mu
Ku tak peduli apa yang ada di hatimu

Ku hanya bisa terus mencitai mu
Walau ku tau itu hanya sebata mimpi
Yang maya akan kebenaran nya

Ku hanya siap tuk melepasmu
Memang sulit mencari cinta hakiki
Walau ada yang bilang cinta itu sejati

Kisah ku bisa pupus
Kisah ku bisa redup
Dia dimakan usia


Sudah cukup kau ajari aku sebagai seorang pembohong
Tapi jangan kau ajari aku untuk menjadi seorang pengkhianat..

Membangun Kepercayaan diri dan Prinsip - Prinsip Dalam Berpidato


MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI DAN KREDIBILITAS

Ø  Kecemasan Berkomunikasi: Diagnosis
Gejalan ini dinamakan Stres Kerja ( Performance Stress) atau bisa disebut demam panggung (Stage  fright). Gejala yang dirasakan biasanya :

-    Detak jantung yang cepat
-    Telapak tangan / punggung berkeringat
-    Napas terengah – engah
-    Mulut kering dan sukar menelan
-    Tegang
-          Suara bergetar
-          Bicara tidak jelas
-          Tidak bisa berkonsentrasi
-          Lupa / Sukar mengingat.


Gejala timbul karena reaksi alamiah kepada ancaman, begitu makhluk menghadapi ancaman, ia bersiaga untuk melawan (fight) atau melarikan diri (flight).

Ø  Sebab – sebab Kecemasan Komunikasi
Pertama, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia menghadapi sejumlah ketidak pastian. Latihan dan pengalaman sangat mempengaruhi sebab ini.
Kedua, Orang yang tahu ia akan dinilai, karna berhadapan dengan penilai membuatnya gugup.
Ketiga, Kecemasan Komunikasi dapat menimpa bukan pemula, tetapi orang – orang yang dikenal sebagai pembicara yang baik, biasanya ini terjadi karena pembicara berhadapan dengan situasi yang asing dan ia tidak siap.

Ø  Metode Mengendalikan Kecemasan Komunikasi
Sebab Kecemasan Komunikasi dapat dilacak pada tiga hal :
-          Kurangnya pengetahuan tentang retorika.
-          Tidak ada pengalaman dalam berpidato
-          Sedikit atau tidak ada persiapan.

Ada dua metode mengendalikan Kecemasan Komunikasi ;
1.      Metode Jangka Panjang, yaitu ketika kita secara berangsur – angsur mengembangkan keterampilan  mengendalikan kecemasan komunikasi.
2.      Metode Jangka Pendek, yaitu ketika kita harus segera mengendalikan kecemasan berbicara pada waktu atau sebelum penyampaian pidato dengan katalain yang pertama adalah proses belajar yang panjang dan yang kedua yakni pintu darurat ketika pesawat dalam keadaan berbahaya.

Berikut Tips menggunakan metode jangka pendek :
-          Hadapi Gejalanya, gunakan teknik – teknik relaksasi untuk mengendurkan otot anda.
-          Memancing respons dari hadirin pada permulaan berbicara.
-          Mengetahui Keterampilan berbicara dan persiapan yang baik.

Ø  Kompenen – Komponen Kredibilitas
Kredibilitas tidak melekat pada diri sipembicara, kredibilitas terletak pada persepsi khalayak tentang pembicara. Karna kredibilitas itu sama dengan persepsi khalayak tentang komunikator, kredibilitas dapat dibentuk dan dibangun.

Kredibilitas memiliki tiga bagian :
-          Kredibilitas Awal (Initial Credibility)
-          Kredibilitas yang timbul selama sipembicara berpidato (Derived Credibility)
-          Kredibilitas Akhir (Terminal Credibility)

Ø  Membangun Kredibilitas
Salah satu kompenen penting kredibilitas adalah otoritas, memiliki otoritas artinya memiliki keahlian yang diakui. Otoritas disebakan dari :
-          Otoritas dibentuk karena orang melihat latar belakang pendidikan dan pengalaman,
-          Komponen yang kedua dalam kredibilitas adalah good Sense. Pendengar menyukai gagasan yang dikemukakan oleh pembicara yang dipandang objektif, citra objektif dapat dibangun dengan :
1.      Menggunakan pendekatan rasional dan argumentasi yang logis.
2.      Menghindari Penjulukan
3.      Menghindari sikap tidak jujur dalam menyampaikan informasi
4.      Tidak “Menggurui” dan menunjukan penghargaan kepada pendapat yang berbeda, lebih penting dari itu ialah memperlakukan pendengar sebagai rekan, saudara, atau mitra dalam mencari kebenaran.
-          Erat kaitannya dengan Good Sense adalah Good Character (Akal yang baik), kompenen Kredibilitas yang ketiga. Termasuk akal yang baik adalah kejujuran, integritas, ketulusan. Ketika anda berbicara, anda bukan hanya menyampaikan apa yang anda ketahui (What You Know) Tetapi juga seluruh kepribadian anda (What you are), karena itu, good character dibangun melalui sejarah yang panjang. Bila sulit dipertahankan, paling tidak peliharalah dia ketika kita berbicara.
-          Komponen Kredibilitas yang keempat Good Will (Hasrat yang baik). Anda bukan berbicara kepada mereka (Speak To), tetapi bericara bersama mereka (Speak With). Good Will dapat dibangun melalui Proses Ko-Orientasi ;
1.      Anda mencari kesamaan antara anda dengan khalayak dalam perbuatan, sikap, nilai.
2.      Ciptakan kesan bahwa keperluan mereka adalah keperluan mereka, kerugian mereka adalah kerugian anda, Kecemasan mereka adalah kecemasan anda.
3.      Satukan Anda secara psikologis dengan seluruh Khalayak Anda.
-          Kompenen Terakhir Kredibilitas adalah Dinamisme, yakni ekspresi fisikal dari komitmen psikologis anda terhadap topik.

Kredibilitas hasil penilaian orang lain tentang diri kita, setelah mereka menerima informasi tentang kita langsung maupun tidak langsung. Glenn R. Capp dan G. Richard Capp, Jr. dalam Besic Oral Communication, menjelaskan 5 cara bagaimana anda dinilai :
1.      Anda dinilai antara lain dari reputasi yang mendahului anda
2.      Perkenalan tentang anda
3.      Apa yang anda ucapkan
4.      Cara anda berkomunikasi
5.      Pernyataan – pernyataan yang menciptakan ethos (Kesan yang baik mengenai anda).


PRINSIP – PRINSIP PENYAMPAIAN PIDATO

Ada dua pandangan tentang penyampaian pidato :
-          Pidato sebagai sejenis percakapan yang diperluas (anenlarged conversation) asalkan kita menguasai bahan yang dipergunakan, pidato akan berjalan dengan sendirinya.
-          Pidato merupakan peristiwa yang khas, yang memerlukan bakat dan keterampilan yang khas juga, tidak semua orang dapat menyampaikan pidato.

Kedua pendapat ini setengah benar, Memang benar Pidato merupakan peristiwa yang khas, tetapi ke khasannya sama sekali tidak berarti bahwa hanya orang tertentu saja yang dapat menyampaikan pidato. Setiap orang dapat menyampaikan pidato dengan baik bila mereka mengetaui dan mempraktekan tiga prinsip penyampaian pidato :
1.      Peliara Kontak visual dan kontak mental dengan khalayak ( Kontak )
2.      Gunakan Lambang – Lambang Auditif ( Olah Vokal )
3.      Berbicara dengan seluruh kepribadian anda ( Oleh Visual ).

Ø  Kontak
Pidato adalah komunikasi tatap muka, yang bersifat dua arah. Walau pembicara lebih banyak mendominasi pembicaraan, ia harus “mendengarkan” pesan – pesan yang disampaikan para pendengarnya ( baik berupa kata – kata atau bukan kata – kata ). Teknik pertama untuk menjalin hubungan adalah melihat langsung kepada khalayak, “Hadirin tidak akan memperhatikan pembicara yang tidak memperhatikan mereka” inilah kontak Visual.

Disamping kontak Visual, anda juga melukukan kontak mental. Perhatikan “Feedback” umpan balik dari mereka, dan sesuikan pembicaraan anda dengannya. Anda melihat mereka mengantuk, masukan bahan – bahan yang menarik perhatian.

Ø  Karakteristik Olah Vokal
Mekanisma olah vokal mengubah bunyi menjadi kata, ungkapan atau kalimat. Tapi cara kita mengeluarkan suara memberikan makna tambahan atau bahkan membelokan mana kata, ungkapan atau kalimat. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam olah vokal :
  
-          Kejelasan (Intelligibility)

·         Fisiologis
ü  Artikulasi
ü  Kekerasan bunyi
·         Psikologis
ü  Pelapalan
ü  Dialek

-          Keragaman (Variety)
ü  Pitch (Nada )
ü  Duration (Lama)
ü  Rate (Kecepatan)
ü  Pauses (Hetian)
-          Ritma ( Rhythm), keteraturan dalam meletakan tekanan pada bunyi, suku kata, tata kalimat atau paragraph. Tekanan pada satuan ungkapan yang kecil disebut stress atau aksen. Tekanan panjang (seperti paragraph ) disebut tempo.

Ø  Olah Visual
Pribahasa Arab mengatakan “Lisanul hal aqwa min lisanil maqal” (Lisan keadaan lebih kuat dari lisan ucapan). Lisan keadaan diabagi dua hal :
1.      Gerakan Fisik (Physical Action) atau Tubuh (Bodily Action)
Gerak Fisikal digunakan paling tidak untuk tiga hal :
-       Menyampaikan Makna
-       Menarik Perhatian
-       Menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat.
2.      Alat – Alat Visual ( Visual Aids ) yang kedua belum kita bicarakan.

Karakteristik Isyarat yang baik :
1.      Isyarat yang baik bersifat spontan dan alamiah.
2.      Isyarat yang baik mengkoordinasikan seluruh gerak tubuh
3.      Isyarat yang baik dilakukan pada waktu yang tepat.
4.      Isyarat yang baik dilakukan penuh, tidak sepotong – sepotong.
5.      Kekuatan Isyarat itu harus sesuai dengan gagasan yang dikemukakan.
6.      Isyarat yang baik harus sesuai dengan besar dan jenis khalayak.
7.      Isyarat yang baik bervariasi.


“Poise, Pause, dan Pose”
Posie artinya kepercayaan diri, ketenangan, dan kredibilitas.
Pause artinya hetian yang tepat, menunjukan penggunaan suara (olah vokal) yang baik.
Pose – seperti dalam ucapan anak muda “Berpose” adalah penampilan anda dihadapan khalayak.

Jadi kapan saja anda berpdato, Ingat P-3